Sabtu, 02 Mei 2009

tetes keringat sahabat ku

pas lagi asik2 ngelamun sambil browsing, tiba2 hp ku berdering hadirkan 2 sms. ku buka oh, ternyata dari teman baik ku nun jauh di sana. dan perasaan sedih pun tak dapat ku elakkan lagi. aku seakan sedang berada di depannya mencoba mengusap air matanya dan menghibur hati nya yang penuh luka.

hidup sederhana di karuniai dua orang putera dan satu orang putri membuat kesederhanaan itu jadi lebih bahagia.

berawal dari persahabatan yang begitu kental antara dua orang suami, terjadi keakraban istri sampai anak2 nya. seperti tercipta keluarga baru di antara dua keluarga itu. tak heran jika sehari2 nya anak2 dari kedua belah pihak merasakan punya dua rumah dua ibu dan juga dua ayah..serta saudara dan adik yang sama.

begitu setia nya sahabat ku mengikuti setiap apa ide dari temannya..setipa apa yang tertuang dalam fikiran selalu di bahas bersama hingga keduanya sampai di puncak kejayaan.

yah..berkat kerja keras dan kerja sama yang baik keduanya menikmati hasil jerih payah selama mereka bekerja sama. dari keluarga sederhana kehidupan itu pun berubah sedikit lebih meningkat sehingga mampu membangun sebuah rumah yang lumayan besar untuk ukuran keluarga seperti itu. alangkah damainya kehidupan sahabat ku setelah kini dia berhasil membangun tempat tinggal untuk anak dan istri nya.

hari - hari pun berlalu hingga tahun berganti. setahun sudah sahabat ku tinggal di rumah barunya, hidup tentram dan masih berhubungan baik dengan sahabat nya. tapi….. untuk tahun ini, sepertinya persahabatan kedua suami dari dua keluarga itu mulai menampakkan kejanggalan. di mana seorang sahabat itu tak percaya lagi pada sahabat ku. dan ketidak percayaan itu pun berlanjut pada kecurigaan kalau selama ini sahabat ku telah melakukan penipuan.

alhasil…sahabat ku yang malang itu di vonis punya utang pada sahabat nya senilai rumahnya jika di jual. dengan segenap kerendahan hati, sahabatku meminta jangka waktu untuk melunasi utangnya dengan cara di cicil tiap bulannya. anehnya pihak piutang inipun tak mau di bayar dengan uang tunai. dia hanya menginginkah “rumah” itu untuk melunasi nya.

oh tuhan,,, betapa duka nya hati sahabatku setelah segala upaya di tempuhnya tapi..tak satu pun yang membawa kedamaian.. bahkan untuk saat ini rasa kemanusiaan seorang sahabat baik yang telah belasan tahun bekerja sama itu pun sirna oleh hasutan orang ketiga yang memojokkan sahabat ku.

dalam kebimbangan hati bertanya..apakah kita harus membayar utang yang kita sendiri tak tau asal usul utang tersebut??? karena menurut pengakuan sahabat ku, tak ada bukti kalau dia punya utang sebanyak itu. dan demi menjaga hubungan baik antar dua keluarga itu, dengan ikhlas sahabatku mau membayar utang itu dengan cara di cicil,

tiada tempat mengadu, apalagi minta pertolongan..semua diam, semua bisu..tak mampu berkata..dan aku pun terdiam. aku pun tak tau harus berbuat apa… aku tak punya materi untuk membantu meringankan bebannya.

hanya seuntai kata tuk penyejuk hati nya….”serahkan semua pada yang kuasa jika kamu sudah berusaha” air mata sahabat ku adalah duka ku juga.

alangkah kejamnya, jika seorang sahabat baik sekali gus mitra dalam bisnis yang saling percaya tega merebut dan menguasai harta sahabat nya sendiri.

haruskah sahabat ku merelakan rumah hasil keringat nya untuk melunasi utang2 yang dia sendiri tak mengetahuinya???

jika rumah itu satu2 nya harta yang dimiliki dan paling berharga..lantas harus di bawa kemana anak dan istrinya berlindung dari panas dan terik nya kehidupan ini????

“”sahabat ku…tabah kan hati mu doa ku selalu menyertai mu…dan yakinlah tuhan akan senantiasa melindungi dan memberi mu hidayah NYA.””

Tidak ada komentar:

Posting Komentar