Sabtu, 02 Mei 2009

Mencari Keredhaan Allah

Oleh Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin "Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (DzulHijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid ". Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya.
KEUTAMAAN 10 HARI YANG PERTAMA BULAN DZULHIJJAH.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rahimahullah, dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'Anhuma bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan DzulHijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun". Imam Ahmad, Rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu 'Anhuma, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (DzulHijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid ".
MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN
  • [1]. Melaksanakan Ibadah Haji Dan Umrah Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: "Artinya : Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga".
  • [2]. Berpuasa Selama Hari-Hari Tersebut, Atau Pada Sebagiannya, Terutama Pada Hari Arafah. Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi : "Artinya : Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku". Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun". [Hadits Muttafaq 'Alaih]. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah Rahimahullah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya".
  • [3]. Takbir Dan Dzikir Pada Hari-Hari Tersebut. Sebagaimana firman Allah Ta'ala. "Artinya : .... dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan ..". [Al-Hajj : 28]. Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzul Hijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma. "Artinya : Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid ". [Hadits Riwayat Ahmad]. Imam Bukhari Rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhum keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan : "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu" "Artinya : Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah". Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah. "Artinya : Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu .". [Al-Baqarah : 185]. Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut sunnah adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do'a, kecuali karena tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain. Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti : takbir, tasbih dan do'a-do'a lainnya yang disyariatkan.
  • [4]. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat Dan Dosa. Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta'atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya. Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya" [Hadits Muttafaq 'Alaihi].
  • [5]. Banyak Beramal Shalih. Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur'an, amar ma'ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.
  • [6]. Disyariatkan Pada Hari-Hari Itu Takbir Muthlaq Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama'ah ; bagi selain jama'ah haji dimulai dari sejak Zhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.
  • [7]. Berkurban Pada Hari Raya Qurban Dan Hari-Hari Tasyriq. Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta'ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu". [Muttafaq 'Alaihi]
  • [8]. Dilarang Mencabut atau Memotong Rambut dan Kuku bagi orang yang hendak Berkurban. Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu 'Anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya". Dalam riwayat lain : "Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban". Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah. "Artinya : ..... dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan...". [Al-Baqarah : 196]. Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.
  • [9]. Melaksanakan Shalat Iedul Adha Dan Mengengarkan Khutbahnya. Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.
  • [10]. Selain Hal-Hal Yang Telah Disebutkan Diatas. Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya. Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang lurus. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya..

________________

http://mgl-jgj.forumotion.net

tetes keringat sahabat ku

pas lagi asik2 ngelamun sambil browsing, tiba2 hp ku berdering hadirkan 2 sms. ku buka oh, ternyata dari teman baik ku nun jauh di sana. dan perasaan sedih pun tak dapat ku elakkan lagi. aku seakan sedang berada di depannya mencoba mengusap air matanya dan menghibur hati nya yang penuh luka.

hidup sederhana di karuniai dua orang putera dan satu orang putri membuat kesederhanaan itu jadi lebih bahagia.

berawal dari persahabatan yang begitu kental antara dua orang suami, terjadi keakraban istri sampai anak2 nya. seperti tercipta keluarga baru di antara dua keluarga itu. tak heran jika sehari2 nya anak2 dari kedua belah pihak merasakan punya dua rumah dua ibu dan juga dua ayah..serta saudara dan adik yang sama.

begitu setia nya sahabat ku mengikuti setiap apa ide dari temannya..setipa apa yang tertuang dalam fikiran selalu di bahas bersama hingga keduanya sampai di puncak kejayaan.

yah..berkat kerja keras dan kerja sama yang baik keduanya menikmati hasil jerih payah selama mereka bekerja sama. dari keluarga sederhana kehidupan itu pun berubah sedikit lebih meningkat sehingga mampu membangun sebuah rumah yang lumayan besar untuk ukuran keluarga seperti itu. alangkah damainya kehidupan sahabat ku setelah kini dia berhasil membangun tempat tinggal untuk anak dan istri nya.

hari - hari pun berlalu hingga tahun berganti. setahun sudah sahabat ku tinggal di rumah barunya, hidup tentram dan masih berhubungan baik dengan sahabat nya. tapi….. untuk tahun ini, sepertinya persahabatan kedua suami dari dua keluarga itu mulai menampakkan kejanggalan. di mana seorang sahabat itu tak percaya lagi pada sahabat ku. dan ketidak percayaan itu pun berlanjut pada kecurigaan kalau selama ini sahabat ku telah melakukan penipuan.

alhasil…sahabat ku yang malang itu di vonis punya utang pada sahabat nya senilai rumahnya jika di jual. dengan segenap kerendahan hati, sahabatku meminta jangka waktu untuk melunasi utangnya dengan cara di cicil tiap bulannya. anehnya pihak piutang inipun tak mau di bayar dengan uang tunai. dia hanya menginginkah “rumah” itu untuk melunasi nya.

oh tuhan,,, betapa duka nya hati sahabatku setelah segala upaya di tempuhnya tapi..tak satu pun yang membawa kedamaian.. bahkan untuk saat ini rasa kemanusiaan seorang sahabat baik yang telah belasan tahun bekerja sama itu pun sirna oleh hasutan orang ketiga yang memojokkan sahabat ku.

dalam kebimbangan hati bertanya..apakah kita harus membayar utang yang kita sendiri tak tau asal usul utang tersebut??? karena menurut pengakuan sahabat ku, tak ada bukti kalau dia punya utang sebanyak itu. dan demi menjaga hubungan baik antar dua keluarga itu, dengan ikhlas sahabatku mau membayar utang itu dengan cara di cicil,

tiada tempat mengadu, apalagi minta pertolongan..semua diam, semua bisu..tak mampu berkata..dan aku pun terdiam. aku pun tak tau harus berbuat apa… aku tak punya materi untuk membantu meringankan bebannya.

hanya seuntai kata tuk penyejuk hati nya….”serahkan semua pada yang kuasa jika kamu sudah berusaha” air mata sahabat ku adalah duka ku juga.

alangkah kejamnya, jika seorang sahabat baik sekali gus mitra dalam bisnis yang saling percaya tega merebut dan menguasai harta sahabat nya sendiri.

haruskah sahabat ku merelakan rumah hasil keringat nya untuk melunasi utang2 yang dia sendiri tak mengetahuinya???

jika rumah itu satu2 nya harta yang dimiliki dan paling berharga..lantas harus di bawa kemana anak dan istrinya berlindung dari panas dan terik nya kehidupan ini????

“”sahabat ku…tabah kan hati mu doa ku selalu menyertai mu…dan yakinlah tuhan akan senantiasa melindungi dan memberi mu hidayah NYA.””

Jendela Hati

Bukalah pintu hatimu, nak
Melihat apa yang ada di luar dan di dalam diri
Sesekali perlu membuka hatimu luas-luas,
Melihat besarnya alam,
Melihat bijaknya Maha Pencipta
Merenung dan melihat
Akhirnya kau belajar
Setiapnya ada penciptanya
Dan kembali ke dalam diri
Menginsafi
Kematian adalah permulaan
Kehidupan yang lebih panjang
Berkekalan
Tiada kesudahan.
Renungilah dari jendela hati
Persiapan pada perjalanan
Sungguh panjang
Tanpa batas waktu.

Akhlak-Akhlak Sabar Dikala Sakit

Mudah-mudahan kita semua dikaruniai nikmatnya bersabar, karena kesabaran begitu tinggi nilainya dalam Islam. Kedudukan seseorang di sisi Allah, keakraban seseorang dengan Allah bisa ditempuh dengan kesabaran, Innallaha maas shobirin, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”.

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai kunci pembuka pertolongan Allah. Adalah salah jika kita mengatakan bahwa sabar itu ada batasnya, berarti kita membatasi pahala. Mengatakan sabar itu ada batasnya, mencerminkan kita kurang sabar dalam bersabar. Sabar akan membuahkan pesona yang tiada terputus, oleh karenanya jika kita ingin menikmati kehidupan, kita harus menikmati setiap kejadian karena orang yang beriman tidak pernah merasa rugi. Diberi nikmat dia bersyukur, diberikan musibah dia bersabar. Syukur berarti kebaikan bagi dirinya, sabar juga kebaikan bagi dirinya. Maka tidak ada yang harus kita takuti dalam hidup ini, kecuali kita tidak punya rasa syukur dan tidak punya rasa sabar.

Asma Allah yang bersesuaian adalah “As-Shobur”, kata Shobur terambil dari kata shod, ba dan ro, maknanya asalnya adalah menahan ketinggian sesuatu atau sejenis batu yang amat keras, jadi seseorang yang mempunyai kemampuan menahan diri adalah termasuk orang–orang yang sabar.

Sabar bagi manusia bukan berarti pasrah, sabar adalah kegigihan kita untuk tetap berpegang teguh kepada ketetapan Allah. Jadi kesabaran itu adalah sebuah proses aktif, kombinasi antara ridho dan ikhtiar. Kesabaran bukan proses diam dan pasif melainkan proses aktif yaitu akal aktif, tubuh aktif dan iman yang aktif. Justru dari musibah yang disikapi dengan sabar akan lahir rahmat dan tuntunan dari Allah.

Ditimpa musibah sakit, misalnya. Semua orang pernah sakit, bahkan orang yang tidak pernah sakit mungkin saja dia tidak disukai oleh Allah. Sakit adalah bagian dari penggugur dosa. Rosullullah bersabda dalam sebuah hadis, ”Tidaklah seseorang merasakan sakit dihina atau tertusuk duri kecuali Allah menggugurkan dosanya, bagai gugurnya daun-daun”, jadi proses sakit itu proses pengguguran dosa.

Bagaimana sabar menghadapi sakit?
Yang pertama, kalau kita suatu saat diuji dengan sakit, kita harus sadar bahwa kesabaran pertama yang harus dimiliki adalah sabar Husnuzon (berbaik sangka) kepada Allah, karena seburuk-buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah. Husnuzon karena tubuh kita adalah milik Allah, bukan milik kita. Kalau Allah mau membuat penyakit pada diri kita, sehebat apapun diri kita tetap sakit. Allah berkuasa terhadap diri kita dan Allah mudah berbuata apa saja. “Allah Tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya.” Yang menciptakan semua syaraf kita adalah Allah dan Allah tahu rasa sakit yang kita pikul karena dia yang menciptakan sakit.

Sabar yang kedua adalah sabar untuk tidak mengeluh. Sebenarnya menceritakan penderitaan kita kepada orang lain adalah mencerminkan ketidaksabaran, apalagi jika kita menceritakan sesuatu seakan lebih dari kenyataan. Hati – hati menceritakan penderitaan kepada orang lain sebab jika tidak hati-hati bisa menjadi kufur nikmat, sepertinya mengadukan perbuatan Allah yang Maha Agung kepada manusia, mahluk yang lemah. Jangan keluh kesah apalagi sampai mendramatisir, jangan sampai memprotes perbuatan Allah yang Maha Adil. Sakit tidak membuat seseorang jadi hina kalau disikapi dengan akhlak yang mulia.

Sabar yang ketiga adalah sabar menafakuri hikmah sakit. Tidak ada perbuatan Allah yang sia-sia, semua presisi. Setiap sakit itu ada hikmahnya, maka evaluasi dan renungkanlah, mungkin kita terlalu sibuk, dikasih sakit, sehingga kita bisa istirahat. Kita sakit berada di kamar, bayangkan saudara kita yang sakit dikolong jembatan, yang tidak punya tempat tidur. Tafakuri, ketika kita gagah dan hebat, dikasih sakit diare saja bisa menjadi lemas. Harusnya setiap sakit dapat meningkatkan kesadaran kita bahwa kesehatan itu amat berharga.

Sabar yang keempat adalah bersabar ketika ikhtiar. Ketahuilah bahwa yang menyembuhkan itu bukan dokter, bukan paranormal, yang menyembuhkan itu hanya Allah, karena Dia yang paling tahu penyakit kita, “Tiada musibah menimpa kecuali karena izin Allah.” Ketika kita sudah berobat ke sana sini tapi tidak juga sembuh, tidak akan rugi sebab akan menjadi amal. Barang siapa ridho kepada ketentuan Allah, maka Allah akan ridho, hidup terus maju, ikhtiar saja.

Sabar yang kelima, sabar untuk berniat sembuh dan punya niat untuk beribadah. Milikilah tekad untuk mengisi rasa sehat yang Allah karuniakan dengan meningkatkan ibadah. Jangan sampai kita tidak punya visi tentang bagaimana menggunakan kesehatan. Tidak sedikit orang terangkat derajatnya karena sakit atau cacat, bahkan ada orang yang cemerlang justru karena kebutaannya, karena seburuk-buruk penyakit justeru hati yang sakit.

Oleh karena itu, waspadalah jangan sampai kesehatan ini mengecoh kita. Dengan sehat tapi banyak maksiat, itu jauh lebih berbahaya dibanding sakit yang bisa membuat kita dekat dengan Allah. Tidak ada musibah yang terburuk kecuali orang yang tidak punya rasa syukur dan tidak punya kemampuan bersabar.